Inovasi Biskuit Fortifikasi Daun Kelor sebagai Alternatif Camilan Penyedia Vitamin A Guna Mendukung Suplementasi Gizi Anak Indonesia
Abstract
Daun kelor memiliki kandungan vitamin A empat kali lebih tinggi dari wortel. Namun, masyarakat kurang dapat memanfaatkannya karena diyakini sebagai tanman mistis dan rasanya yang langu. Upaya dalam memanfaatkan daun kelor dapat dilakukan dengan fortifikasi biskuit. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan daun kelor sebagai bahan fortifikasi vitamin A pada biskuit dengan menambahkan daun pandan dan daun suji. Data didapatkan dari hasil uji dan referensi seperti jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Data hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dalam 100gram biskuit mengandung sebanyak 15.870 vitamin A, sehingga setiap hari cukup mengkonsumsi tiga buah biskuit untuk memenuhi kebutuhan vitamin A harian. Selain itu, juga mengandung serat, protein, karbohidrat, dan lemak. Sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa biskuit dengan formula B lebih disukai dari segi rasa dan warna sedangkan formula C lebih disukai dari segi tekstur dan aroma. Meskipun tanpa pengawet biskuit memiliki lama simpan yang cukup lama yaitu 31 hari. Dengan demikian, fortifikasi daun kelor dapat meningkatkan nilai gizi pada biskuit yang dapat menjadi camilan penyedia vitamin A untuk mendukung program suplementasi gizi anak Indonesia. Prospek kedepan, KUKAJI berpotensi untuk diproduksi sebagai salah satu camilan yang lezat dan sehat khususnya untuk anak-anak.
References
Achadi, E., Arifah, S., Muslimatun, S., Anggondowati, T., & Setiarini, A. (2010). Efektivitas program kapsul vitamin A dengan vitamin A terhadap status gizi anak sekolah di Kota Makasar. Kesmas: National Public Health Journal, 4(6), 255–261.
Anonim. (2017). Pengolahan Tumbuhan Alur (Suaeda maritima) terhadap Kadar Vitamin A dengan Metode Spektrofotometri. 6(2), 473–479.
Azrimaidaliza. (2007). Vitamin A, imunitas dan kaitannya dengan penyakit infeksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 90–96.
Cholifah, N., Hendrarini, L., & Amri, C. (2017). Pemanfaatan Bawang Putih dan Daun Pandan sebagai Pengawet Alami Tahu Ditinjau dari Masa Simpan dan Tingkat Kesukaan. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(1), 10. https://doi.org/10.29238/sanitasi.v9i1.35
Dewi, D. P. (2018). Substitusi tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fsik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar Fe. Ilmu Gizi Indonesia, 1(2), 104. https://doi.org/10.35842/ilgi.v1i2.22
Dwi Gita, R. S., & Danuji, S. (2018). Studi Pembuatan Biskuit Fungsional dengan Substitusi Tepung Ikan Gabus dan Tepung Daun Kelor. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains, 1(2), 155–162. https://doi.org/10.31539/bioedusains.v1i2.323
Fahreina, Y., Mazidah, L., & Kusumaningrum, I. (2018). Penggunaan Tepung Daun Kelor Pada Pembuatan Aplication of flour Moringa oleifera leaves in the making of calcium source crackers. 3(2), 67–79.
Fuadi Ghufron Aziz. (2020). Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah. 2, 22–39.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Negara, J. K., Sio, A. K., Rifkhan, R., Arifin, M., Oktaviana, A. Y., Wihansah, R. R. S., & Yusuf, M. (2016). Aspek mikrobiologis, serta Sensori (Rasa, Warna,Tekstur, Aroma) Pada Dua Bentuk Penyajian Keju yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 4(2), 286–290. https://doi.org/10.29244/jipthp.4.2.286-290
Ratnasari, D. dan Y. (2015). Pengaruh tepung kacang hijau, tepung labu kuning, margarin terhadap fisikokima dan organoleptik biskuit. 3(4), 1652–1661.
Rusmataji, G. A. S. (2021). Daya Terima dan Kandungan Gizi Biskuit Daun Kelor sebagai Alternatif Makanan Selingan Balita Stunting. Jurnal Gizi Universitas Surabaya, 1(1), 31–37.
Septiani; Istianah, Isti; Srimiati, M. (2020). Formula Whole Banana (Musa paradisiaca I. L.) Biskuit Tinggi Serat Berpotensi Mencegah Penyakit Degeneratif pada Lansia. 6(2), 160–172.
Copyright (c) 2023 Jihan Maghfiroh Velayati, Alda Maulidya Anindita, Ellina Maylani Sholeha, Titah Sayekti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Tadris IPA Indonesia allow the author(s) to hold the copyright without restrictions and allow the author(s) to retain publishing rights without restrictions, also the owner of the commercial rights to the article is the author.