Peran Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam Penanggulangan Pengemis dan Pengamen Perspektif Siyâsah Dusturiyâh
Abstract
Beggars and buskers are a social phenomenon in Ponorogo Regency whose existence has created a new phenomenon that needs serious handling. Many responses emerged from several groups of people, some were concerned, but quite a few were less sympathetic towards the existence of beggars and buskers who often appeared on the streets. The aim of this research is to describe the regulations and their implementation as well as the duties and functions of the Regional Government in handling beggars and buskers in Ponorogo Regency. This research method is qualitative research with a type of field research. In conclusion, the role of the Regional Government in dealing with beggars and buskers in Ponorogo Regency has been maximized in terms of control and guidance, however, there are still many beggars and buskers who come from outside the city which has resulted in an increasing number of beggars and buskers coming from outside the city. beggars and buskers in Ponorogo Regency. In Siyâsah Dusturiyâh, the mandate of the Regional Government has not been carried out effectively because there is no infrastructure such as rehabilitation places for beggars and buskers.
References
Anjelina, Eni Devi, Rania Salsabila, dan Dwi Ayu Fitriyanti. “Peranan Zakat, Infak dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat.” Jihbiz jurnal ekonomi keuangan dan perbankan syariah 4, no. 2 (21 Juli 2020): 136–47.
Ardiansyah, Risnita, dan M. Syahran Jailani. “Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.” Jurnal IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 2 (1 Juli 2023): 1–9.
Ariyan, Sabda. “Tinjauan Fiqih Siyasah Terhadap Peran Dinas Sosial Kabupaten Asahan Dalam Penanganan Kemiskinan (Studi Kasus Di Kecamatan Tanjung Balai Asahan).” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2020.
Baranyanan, Soeleman. “Efektifitas Eksekusi Peradilan Tata Usaha Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009.” SASI 23, no. 1 (30 Juni 2017): 1.
Dimas. Pengemis undercover. Cibubur: Titik Media, 2013.
Djazuli, A. Fiqh siyasah: implementasi kemaslahatan umat dalam rambu-rambu syari’ah. Ed. rev. Jakarta: Kencana, 2003.
handayani, Febri, dan Lysa Angrayni. “Implementasi Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara Oleh Mahkamah Konstitusi Menurut Sistem Ketatanegaraan Di Indonesia.” Jurnal Hukum Riau 3, no. 1 (Mei 2019).
Hidayah, Endang Sri. “Implementasi Kebijakan Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis Dan Pengamen Di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.” Jurnal Kebijakan Pemerintahan, 21 Desember 2020, 84–97.
Kartono, Kartini. Patologi II: kenakalan remaja. Jakarta: Rajawali, 1986.
Lambi, Rifky Arfandi Syam. “Analisis Peraturan Daerah No. 9 Pasal 3 Tahun 2014 Tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan Pengamen dalam Tinjauan Siyasah Dusturiyah (Studi Kasus di Kecamatan Kadia Kota Kendari).” Thesis (Diploma), IAIN Kendari, 2022.
Matheosz, Jenny Nelly, dan Maria Heny Pratiknjo. “Kehidupan Pengamen Jalanan Di Kawasan Boulevard Kota Manado” 14, no. 1 (2021).
M.H, Nafiatul Munawaroh, S. H. “17 Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dan Penjelasannya,” 27 Juli 2023. https://www.hukumonline.com/klinik/a/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik-lt62d8f9bedcda1/.
Muhammad, Iqbal. Fiqh siyasah : kontekstualisasi doktrin politik Islam. Cet.1. Jakarta: Kencana, 2014.
Nugroho, Adi. “Peran Satpol Pp Dalam Menertibkan Pengemis, Gelandangan, Dan Orang Terlantar (Pgot) Di Kabupaten Demak.”, Universitas Negeri Semarang, 2019.
Nur, Muhammad Yusuf Reski Paldi. “Peranan Pemerintah Dalam Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis di Kota Parepare Perspektif Siyasah Dusturiyah Tasyiriyyah.”, IAIN Parepare, 2022.
Priyantoro, Norika. “Penanganan Gelandangan dan Pengemis Dalam Perspektif Siyâsah (Studi Pasal 34 Perda DIY No 1 Tahun 2014).”, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
“Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023 - Badan Pusat Statistik Indonesia.” Diakses 4 Juni 2024. https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/07/17/2016/profil-kemiskinan-di-indonesia-maret-2023.html.
“Rasulullah SAW Larang Minta-minta Kecuali 3 Kondisi Berikut | Republika Online.” Diakses 4 Juni 2024. https://Islamdigest.republika.co.id/berita/q9dy6e320/rasulullah-saw-%20larang-mintaminta-kecuali-3-kondisi-berikut.
Savina, Kus Fiani. “Perspektif siyasah dusturiyah terhadap putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat non-excuitable.”, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020.
Syaukani H. R, Afan Gaffar, dan M. Ryaas Rasyid. Otonomi daerah dalam negara kesatuan. Cet. 1. Yogyakarta: Kerjasama Pustaka Pelajar [dan] Pusat Pengkajian Etika Politik dan Pemerintahan, 2002.
Tuasikal, Hadi. “Membedah Konsep Pelayanan Publik Dan Good Governance Dalam Perspektif Hukum Administrasi.” JUSTISI 5, no. 1 (8 Agustus 2019): 8–20.
Waruwu, Marinu. “Pendekatan Penelitian Pendidikan: Metode Penelitian Kualitatif, Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method).” Jurnal Pendidikan Tambusai 7, no. 1 (2023).
Yusaviera, Nyimas Aziziah Jehan, Holiyatul Farodis, dan Yarris Adhial Fajrin. “Kajian yuridis peraturan daerah mengenai larangan pengemis.” Jurnal Cakrawala Hukum 11, no. 2 (13 Agustus 2020): 202–10