JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma
<p><strong>JUSMA : Jurnal Studi Islam dan Masyarakat</strong> is a journal that is published by Faculty of Ushuluddin, Adab, and Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, East Java, Indonesia since 2022 that has <strong>ISSN 2829-3053 </strong>(online) and <strong>ISSN 2829-3487 </strong>(printed)</p> <p>Focus </p> <p>Journal Jusma focused on Islamic studies with the multidiscipline approach</p> <p>Scope</p> <p>Multidisciplined approach from Al Quran and Tafsir Studies, Islamic Communication and Broadcasting, Islamic counseling guidance, and history of islamic civilization.</p> <p>This journal is published twice a year every <strong>February</strong> and <strong>Auguts.</strong></p> <p><strong>e-ISSN:</strong> <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2829-3053">2829-3053</a>, <strong>p-ISSN:</strong> <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2829-3487">2829-3487</a></p>Institut Agama Islam Negeri Ponorogoen-USJUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat2829-3487Sumber Pengetahuan Universal Dalam Perspektif Muhammad Husein Tabataba’i
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/3946
<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini menyoroti bagaimana substansi ini memuat semua forma dan ide universal dalam wujud ’ilmu ijmali yang tak tersegmentasi. Tabataba’i meyakini bahwa jiwa manusia berpadu dengan substansi intelek, memungkinkannya untuk memahami ide-ide ini sesuai dengan kapasitas individu. Baginya, akal yang immaterial memberikan pengetahuan mengenai forma-forma dan ide-ide umum. Substansi jawhar aqli ini menjadi penyimpan semua ide-ide tak berwujud ini. Ide-ide ini memiliki kemampuan berhubungan dengan beragam objek karena sifat universalnya, sementara benda-benda materi hanya terkait dengan satu objek saja. Selain itu, penelitian ini menegaskan pandangan Tabataba’i tentang substansi mitsali yang juga bersifat immaterial, menjadi sumber pengetahuan akan forma-forma atau ide-ide partikular atau spesifik. Substansi ini memuat semua forma atau ide imaginal yang bersifat partikular. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dalam studi kualitatif deskriptif analitik, menjelaskan dan menganalisis data pustaka yang relevan dengan tema penelitian. Jiwa manusia menyatu dengan substansi intelek, sehingga dapat memahami ide-ide ini sesuai dengan kapasitasnya. Bagi Tabataba’i, akal yang bersifat immaterial adalah yang memberikan pengetahuan pada manusia mengenai forma-forma dan ide-ide umum.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Aqil, Sumber Pengetahuan, Universal,</p> <p><strong>Abstrack</strong></p> <p>This research highlights how this substance encompasses all universal forms and ideas as an undifferentiated 'ilm ijmali. Tabataba’i believes that the human soul merges with the intellectual substance, enabling it to understand these ideas according to individual capacity. For him, the immaterial intellect provides knowledge of general forms and ideas. This intellectual substance (jawhar aqli) becomes the repository of all these immaterial ideas. These ideas can relate to various objects due to their universal nature, while material objects are only associated with a single object. Additionally, this research affirms Tabataba’i’s view on the immaterial mithali substance, which conciseness the source of knowledge of particular or specific forms or ideas. This substance contains all imaginal forms or particular ideas. The research employs a library research approach within a descriptive-analytical qualitative study, explaining and analyzing relevant literature data related to the research theme. The human soul unites with the intellectual substance, thus understanding these ideas according to its capacity. For Tabataba’i, the immaterial intellect conciseness provides humans with knowledge of general forms and ideas.</p> <p><strong>Keywords: </strong>Aqil, Source of Knowledge, Universal</p>Intan Okta LiraIkhlas Budiman
Copyright (c) 2024 Intan Okta Lira
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-132024-09-1330211210.21154/jusma.v3i02.3946Nilai Persahabatan dalam Film Mencuri Raden Saleh (Analisis Semiotika Roland Barthes)
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/3442
<p>Film merupakan salah satu media massa yang efektif dalam menyampaikan pesan. Seperti pada film Mencuri Raden Saleh yang terdapat nilai persahabatan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai persahabatan dalam film Mencuri Raden Saleh. Teori yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes yang menganalisis film dengan konsep denotasi, konotasi, dan mitos. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) makna denotasi nilai persahabatan dalam film Mencuri Raden Saleh yaitu Kerjasama dan saling mendukung, kepercayaan dan kesetiaan, serta pengorbanan dan kepedulian mereka membentuk nilai persahabatan. (2) makna konotasi nilai persahabatan dalam film Mencuri Raden Saleh adalah kerjasama yang menunjukkan persahabatan yang melampaui batas, serta kepercayaan dan kesetiaan yang tak tergoyahkan dalam mencapai tujuan bersama. (3) makna mitos nilai persahabatan dalam film Mencuri Raden Saleh adalah karena kekuatan Kerjasama dan kesetiaan, persahabatan mampu mengalahkan segala rintangan dan persahabatan dapat menjadi keluarga kedua.</p>Hana Ratika FitriDony Rano Virdaus
Copyright (c) 2024 Hana Ratika Fitri, Dony Rano Virdaus
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-132024-09-13302132110.21154/jusma.v3i02.3442Karakteristik Dakwah Bi Al-Qalam (Studi Analisis Buku Prinsip & Kebijaksanaan Dakwah Islam Karya Hamka)
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/571
<p>Islam adalah agama dakwah, agama yang mewajibkan setiap muslim mengajak dan menyampaikan kebenaran yang datangngnya dari Allah, supaya nilai rahmat Islam dapat bersemi dan tumbuh dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara. Aktivitas mulia ini telah diperaktekan sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Kewajiban itu, kini menjadi tugas umat Islam untuk melanjutkan misi dakwah tersebut. Topik dakwah adalah pesan yang disampaikan oleh da’i>> kepada sasaran dakwahnya, baik dengan lisan maupun tulisan. Topik dakwah haruslah bersumber Al-Quran dan Hadist. Dakwah harus dapat mengembalikan umat Islam untuk dekat kepada Al-Quran. Penggunaan media masa sebagai media dakwah adalah suatu keharusan. Aktivitas dakwah harus menggunakan berbagai media. Di mata umat Islam khususnya para pemuda Islam sudah lama mengidap krisis identitas diri yang akut akibat ghazwul fikri (perang pemikiran) Barat yang tidak menginginkan Islam bangkit kembali. Dimana krisis ini menyerang keimanan pemuda Islam yang membuatnya lemah dalam ketauhidan. Ghazwul fikri ini menghancurkan keimanan dan daya tahan akidah umat dan menghilangkan rasa identitasnya sebagai muslim dan kebanggaan akan ajaran-ajaran Islam. Di dalam buku “<em>Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam</em>” ini Hamka menuliskan pengalaman-pengalaman pribadinya dan juga berbagai kisah-kisah Rasul dan para sahabat kedalam buku “<em>Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam</em>” dengan tujuan untuk memberi dorongan semangat dakwah para pemuda dan menuntun para pemuda dalam berdakwah Kepada <em>mad’u></em>.</p> <p>Kata Kunci: Karakteristik, Dakwah, <em>Bi Al-Qalam</em>, Hamka, Buku <em>Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam</em></p>Alfan FahmiAhmad Munir
Copyright (c) 2024 Alfan Fahmi, Ahmad Munir
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-132024-09-13302223310.21154/jusma.v3i02.571Moderasi Beragama Dalam Perspektif Tafsir Ibnu Katsir
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/2659
<p>Pada era globalisasi sekarang ini, dikalangan masyarakat bermunculan tafsir agama yang terjebak pada pemahaman ekstrim kanan dan ekstrim kiri atau dikenal dengan sikap berlebih-lebihan. Hal ini menjadi polemik yang terus berkelanjutan. Pada realitas sosialnya dalam syariat Islam tidaklah dikenal pembenaran terhadap sikap ekstrim. Menyikapi dari pemahaman berlebihan dalam beragama betapa pentingnya sikap moderat, serta menerangkan posisi umat Islam sebagai umat yang moderat dan terbaik. Berbagai macam penafsiran terkait moderasi beragama di dalam kitab tafsir, hal ini memunculkan banyak persepsi di kalangan masyarakat tentang cara bersikap dalam beragama. Berdasarkan kajian penulis, tafsir Ibnu Katsir memberikan komentar terkait makna dari moderasi beragama. Dalam penafsirannya, Ibnu Katsir menjelaskan <em>maqasid</em> dari ayat-ayat yang mengandung makna moderasi beragama dengan jelas dan singkat sehingga penafsiran moderat dapat mudah dipahami dan terealisasikan dalam kehidupan. Berdasarkan dari hal diatas, penulis tertarik menjadikannya sebagai bahan penelitian sebagai tugas akhir dengan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) menjelaskan bentuk dan corak penafsiran yang dipakai di dalam tafsir Ibnu Katsir. (2) menjelaskan penafsiran moderasi beragama menurut tafsir Ibnu Katsir. Adapun jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kepustakaan (<em>library research</em>) yang menggunakan medote kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dokumentasi yang mengambil dari sumber al-qur’an dan kitab-kitab tafsir. Analisis yang digunakan adalah analisis metode deskriptif analitik yakni yang pengumpulan dan penyusunan data dalam bentuk deskripsi dan disertai dengan analisis terhadap data yang telah diperoleh tersebut lalu menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan penulis yaitu bahwa Tafsir Ibnu Katsir menggunakan metode tahlili yang mana dalam menjelaskan tafsirannya dengan memakai bahasa yang singkat dan jelas langsung pada maqasid dari ayat yang dibahas. Selain itu juga memasukkan dari berbagai riwayat hadis dan disertai dengan contoh. Ada beberapa ayat didalam ibnu katsir yang menjelaskan arti moderasi agama yang yang tertulis dalam konsep wasathiyyah yaitu diantaranya (1) Q.S. Al-baqoroh ayat 142-143 memakai lafadz <em>wasatun</em>, (2) Q.S. Al-maidah ayat 89 memakai ayat <em>Ausath</em>, dan Q.S. Al-Qalam ayat 28 memakai lafadz <em>Ausathum. </em> Lafatdz pada ayat tersebut menjelaskan makna moderasi beragama yang terkonsep dalam sebuah konsep yaitu wasathiyyah yang berarti mengambil jalan tengah dalam beragama dan tidak memaksakan kehendak. Dalam penafsiran Ibnu Katsir juga terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang ciri- ciri moderasi beragama, diantaranya (1) Surat Ali Imron ayat 159, nilai moderasi beragama yang terdapat dalam ayat adalah berbuat baik (2) Surat Al baqoroh ayat 142-144, yang mana nilai moderasi beragama yang termanifestasi dalam perintah untuk bersikap bijaksana (3) Surat Ali imron ayat 191-195, yang mana nilai moderasi beragama yang terdapat dalam ayat adalah bahwa kita sebagai manusia harus berbuat baik (4) Surat al Hujurat ayat 13, yang mana nilai moderasi beragama yang terdapat dalam ayat adalah untuk saling menghargai sesama, mengenal dan bersinergi dalam mencapai tujuan bersama.</p>Ibnu AchmadAksin Aksin
Copyright (c) 2024 Ibnu Achmad, Aksin Aksin
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-132024-09-13302364910.21154/jusma.v3i02.2659Asumsi Dasar Keilmuan Manusia
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/1389
<p>Ilmu pengetahuan disadari adalah sesuatu yang sangat berharga, Begitupun sebalik, ketidak tahuan adalah hal yang buruk dalam kehidupan manusia. Meski demikian, kebanyakan tidak mengetahui secara lebih mendalam apa yang mereka anggap sebagai pengetahuan. Artikel ini membahas tentang asumsi dasar keilmuan manusia. Terlebih dahulu dijelas tentang <em>Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme </em>dan <em>Intuisionisme.</em> Jenis penelitian yang digunakan pada artikel ini ialah deskriptif analitik, artikel ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka untuk mengumpulkan data-data sebagai sumber utama. Dilanjutkan dengan menguraikan mengenai berbagai asumsi dasar tersebut.</p>Arief RahmanHelda Yuliani
Copyright (c) 2024 Arief Rahman, Helda Yuliani
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-302024-09-30302506210.21154/jusma.v3i02.1389Komunikasi Persuasif Dalam Menarik Minat Membaca Buku Pada Siswa Di Man 1 Ponorogo
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/3382
<p>Kurangnya minat membaca di lingkungan MAN 1 Ponorogo menjadi masalah bagi siswa karena membaca merupakan jembatan seseorang dalam menyampaikan sebuah informasi, sehingga pada akhirnya komunikasi menjadi kebutuhan yang penting bagi keberlangsungan kehidupan. Oleh sebab itu diperlukannya sebuah stategi komunikasi yang efektif bagi siswa yang sistematis dan tepat sasaran. Komunikasi persuasif merupakan salah satu tehnik komunikasi yang sering digunakan untuk menarik minat membaca siswa di MAN 1 Ponorogo karena komunikasi persuasif merupakan proses pesan untuk memperkuat, membentuk ataupun tanggapan seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya sependapat dengan komunikator dengan tujuan merubah sikap dan perilaku tanpa adanya paksaan, sehingga sesuai dengan kesadaran dan kerelaan perasaan yang senang.</p> <p> Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik komunikasi persuasif yang sesuai dalam menarik minat membaca buku pada siswa di MAN 1 Ponorogo. Untuk menganalisis hambatan-hambatan proses komunikasi persuasif dalam menarik minat membaca buku pada siswa di MAN 1 Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.</p> <p>Penelitian ini menghasilkan bahwa teknik komunikasi persuasif yang digunakan oleh guru dalam menarik minat membaca buku pada siswa di MAN 1 Ponorogo adalah teknik integrasi, teknik asosiasi, dan teknik tataan. hambatan yang muncul dari dalam pelaksanaan komunikasi persuasif berasal dari guru dan siswa. dimana hambatan tersebut terbagi menjadi 4 yaitu hambatan pada sumber, hambatan pada penyampaian, hambatan pada penerima dan hambatan pada umpan balik.</p>Diah Ayu PraditaRizqi Akbarani
Copyright (c) 2024 Diah ayu, Rizqi Akbarani
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-302024-09-30302637210.21154/jusma.v3i02.3382Pemanfaatan Channel YouTube Garda Warta Sebagai Media Penyebaran Informasi: Motif, Pemanfaatan, dan Kekhasannya
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusma/article/view/3463
<p>Di era globalisasi ini, banyak masyarakat yang menggunakan media sosial seperti YouTube karena fleksibilitasnya yang memungkinkan pengguna untuk mencari informasi, mengakses hiburan, mengisi waktu luang. berkomunikasi dan berdiskusi. Oleh karena itu, channel YouTube Garda Warta hadir untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa motif penggunaan channel YouTube Garda Warta sebagai media penyebaran informasi dan untuk mengetahui bagaimana channel YouTube Garda Warta dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif yakni reduksi data, penyajian data dan menyimpulkan data. Hasil penelitian menyimpulkan: Motif Garda Warta dalam menggunakan Youtube sebagai media penyebaran informasi meliputi motif informasi, motif komunikasi dan diskusi, motif transaksi, motif pemasaran diri, motif monetisasi dan motif hiburan. Kemudian dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, Channel YouTube Garda Warta memberikan informasi-informasi khas yang didukung dengan fitur yang lebih memudahkan masyarakat dalam mencari informasi. Channel YouTube Garda Warta juga menyebarkan informasi yang relevan dan terpercaya dengan tetap memperhatikan nilai-nilai jurnalistik.</p>Naufal Ghufron Rifa'iFaiq Ainurrafiq
Copyright (c) 2024 Naufal Ghufron Rifa'i, Faiq Ainurrafiq
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-10-212024-10-21302738510.21154/jusma.v3i02.3463